Jumat, 22 Oktober 2010

Aspek-aspek Psikologis dan Fisik dalam Memahami Karakteristik Anak di SD

Dalam memahami karakteristik anak di SD maka aspek-aspek psikologis dan fisik yang penting dalam perkembangan pada masa anak sekolah diuraikan antara lain beberapa cirinya seperti faktor intelektual, faktor kognitif, faktor verbal, dan faktor emosi.
a.   Faktor intelektual
Faktor intelektual dari murid ialah kemampuan untuk berhubungan dengan lingkungan hidup dan dirinya sendiri dalam bentuk suatu representasi, khususnya konsep dan berbagai lambang/simbol (huruf, angka, kata, gambar).
Intelektualisme bisa diartikan sebagai akal atau pikiran. Pikiran mempunyai kedudukan yang boleh dikata menentukan. Karena itulah kewajiban kita para pendidik, di samping mengembangkan aspek-aspek lain dari anak-anak didik kita untuk memberikan bimbingan sebaik-baiknya bagi perkembangan pikiran itu. Berfikir dan bahasa adalah demikian erat hubungannya, karena itu perkembangan bahasa yang baik adalah syarat yang harus dipenuhi untuk perkembangan pikiran yang baik.
b.   Faktor kognitif
Ciri khasnya terletak dalam belajar memperoleh dan menggunakan bentuk-bentuk representasi yang mewakili objek-objek yang dihadapi, entah objek itu orang, benda atau kejadian/ peristiwa. Oleh karena itu kemampuan kognitif ini, murid dapat menghadirkan realitas dunia di dalam dirinya sendiri, dari hal-hal yang bersifat material dan berperaga seperti perabot rumah tangga, kendaraan, bangunan dan orang sampai hal-hal yang tidak bersifat material dan berperaga seperti ide “keadilan, kejujuran” dan lain sebagainya. Jelaslah kiranya, bahwa semakin banyak pikiran dan gagasan dimiliki seseorang, semakin kaya dan luaslah alam pikiran kognitif orang itu.
Adapun termasuk dalam aktivitas kognitif ini yaitu:
1.    Mengingat adalah suatu aktivitas kognitif, di mana orang yang menyadari bahwa pengetahuannya berasal dari masa lampau atau berdasarkan kesan-kesan yang diperoleh di masa lampau. Ada dua bentuk mengingat yaitu: mengenal kembali dan mengingat kembali. Murid dapat belajar untuk mengingat kembali dengan lebih baik, terutama dengan memperlihatkan dan mempelajari materi yang harus diingat kelak dengan sungguh-sungguh.
2.    Berfikir, siswa berhadapan dengan objek-objek yang diwakili dalam kesadaran. Jadi, orang tidak langsung menghadapi objek secara fisik seperti terjadi dalam mengamati sesuatu bila melihat, mendengar, dan meraba. Dalam berfikir, objek hadir dalam bentuk representasi. Bentuk-bentuk representasi yang paling pokok adalah tanggapan pengertian atau konsep dan lambang verbal.
c.   Faktor verbal
Yang dimaksud faktor verbal pada masa usia sekolah adalah pengetahuan yang dimiliki seseorang dan dapat diungkapkan dalam bahasa. Oleh karenanya masa pra sekolah merupakan periode yang kritis dalam pola pengembangan bahasa anak.
Masa pra sekolah atau masa kanak-kanak akhir merupakan usia yang ideal untuk belajar keterampilan-keterampilan yang tidak hanya berguna baginya pada masa itu akan tetapi juga merupakan pondasi bagi keterampilan-keterampilan tinggi yang terkoordinasi yang diperlukan dikemudian hari. Anak merasa senang mengulang-ulang sesuatu kegiatan sampai benar-benar menguasainya. Ia suka berpetualang, tidak merasa takut terhadap ancaman-ancaman bahaya ataupun cemoohan teman-teman.
d.   Faktor emosional
Masa pra sekolah merupakan periode memuncaknya emosi yang ditandai dengan munculnya “Tantramus” rasa takut yang kuat, dan meledaknya cemburu yang tidak beralasan. Pada masa ini telah terlihat perbedaan-perbedaan dalam emosi dan pola ekspresinya dapat ditafsirkan dengan segera. Ketegangan emosi pada anak-anak ini sebagian disebabkan oleh kelelahan karena terlalu lama bermain, kurang tidur siang, dan terlalu sedikit makan sehingga tidak sesuai dengan kebutuhan jasmaniah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar